Nissan Bocorkan Strategi Produk untuk Keluar dari Keterpurukan – Berita Otomotif
blesscar.co.id –
YOKOHAMA – Nissan bakal mempercepat siklus hidup seluruh model mereka di pasar global, sehingga versi facelift maupun generasi barunya bisa lebih cepat terlihat di pasar. Namun, di sisi lain, pabrikan ini akan memangkas jumlah model yang mereka jual.
Kedua rencana tersebut menjadi bagian dari rencana empat tahun yang Nissan Motor Corporation umumkan pada 28 Mei 2020 kemarin, melalui situs maupun akun YouTube resmi. Pabrikan asal Jepang ini menjelaskan bahwa siklus hidup model-model mereka nantinya empat tahun atau kurang.
Artinya, generasi baru dari model yang mereka jual bakal meluncur maksimal tiap empat tahun sekali.
Di Indonesia sendiri, Nissan sempat amat lama tidak merilis model baru. Mereka sempat ‘puasa’ dari hal ini selama empat tahun, dari 2014 hingga 2018, dan ini diakui membuat para konsumen lupa terhadap merek Nissan.
Pada 2014, mereka meluncurkan X-Trail generasi terbaru. Adapun peluncuran yang mereka lakukan pada 2018 adalah Nissan Terra.
Setelah itu, pada 2019, mereka melepas tiga model. Dimulai dari All-New Livina plus Serena facelift kemudian X-Trail facelift.
Untuk merek Datsun, yang ‘disuntik mati’ sejak Maret 2020, pun sama kasusnya. Jeda waktu peluncuran model baru di Nusantara adalah empat tahun (2014 ke 2018).
Tak Sampai 55 Model
Lebih lanjut, Nissan juga memastikan bakal mengurangi jumlah model di pasar global hingga jumlahnya kurang dari 55. Model-model itu terdiri dari mobil konvensional di segmen C dan D atau pun mobil listrik. Adapun jumlah model Nissan sebelumnya di seluruh dunia mencapai 69 model.
“Rasionalisasi lini produk global sebanyak 20 persen (dari 69 model menjadi kurang dari 55 model,” tulis merek yang menjalin aliansi dengan Renault dan Mitsubishi ini dalam salah satu poin.
Rencana empat tahun ke depan Nissan mencakup pula pengurangan produksi global sebanyak 20 persen, menjadi 5,4 juta unit. Sementara, utilisasinya kelak ditingkatnya menjadi 80 persen.
Pabrik Nissan serta Datsun di Purwakarta, Jawa Barat menjadi salah satu ‘korban’ dari kebijakan tersebut. Pabrik Nissan di Barcelona pun bakal ditutup, sementara pabrik di Amerika Utara hanya mengalami penyesuaian kapasitas produksi.
Nissan menetapkan pasar yang menjadi klaster mereka di dalam aliansi adalah China, Amerika Utara, Jepang. Mereka juga tetap ingin menjaga kondisi bisnis di Asia Tenggara maupun Eropa di ‘level yang pantas’ dengan memanfaatkan aset-aset produksi maupun platform model milik Mitsubishi atau pun Renault yang ada dalam klaster itu.
Di penghujung rencana empat tahunan, tepatnya akhir tahun fiskal 2023, Nissan ingin mendapatkan 6 persen pangsa pasar global, dengan mengamankan China sebagai pasar paling vital. Mereka juga menargetkan profitabilitas serta 5 persen operating profit margin. [Xan/Ari]