Anies: PSBB DKI Bisa Selesai 4 Juni, Salah Satu Syaratnya Jangan Mudik – Berita Otomotif
blesscar.co.id –
JAKARTA – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta kembali diperpanjang, yaitu pada 22 Mei – 4 Juni, demi menanggulangi pandemi virus Corona. Ini bisa jadi perpanjangan PSBB terakhir jika warga Ibu Kota disiplin dan patuh pada aturan, salah satunya aturan larangan mudik dari pemerintah pusat.
PSBB tahap satu berlangsung pada 10 – 24 April. Waktunya diperpanjang menjadi 24 April – 22 Mei, yang oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut sebagai PSBB tahap dua.
Anies, dalam konferensi pers virtual pada Selasa (19/5/2020) sore, kemudian mengumumkan perpanjangan kembali PSBB. Adapun PSBB tahap tiga berlaku pada 22 Mei – 4 Juni.
“Pemerintah Provinsi DKI, Gugus Tugas DKI, ingin menyampaikan pada seluruh masyarakat bahwa Jakarta akan menambah PSBB selama 14 hari, mulai 22 Mei sampai 4 Juni,” ucap dia.
Data terakhir menunjukkan ada 6.053 kasus positif Covid-19 di DKI. Sebanyak 1.417 di antaranya sembuh, 487 meninggal.
“Pasien Dalam Pengawasan totalnya 7.899 orang… Adapun Orang Dalam Pengawasan (ODP) di Jakarta jumlahnya 21.743 orang,” pungkas Anies.
PSBB tahap tiga menurut Anies bisa jadi PSBB penghabisan jika seluruh warga Jakarta disiplin. Dasarnya adalah data dari para epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) yang antara lain dihimpun dari pantauan pergerakan warga melalui smartphone.
60 Persen Warga Patuh
Data memperlihatkan bahwa sejak PSBB berlaku, terjadi peningkatan warga berada di rumah. Mereka mengikuti keharusan belajar, bekerja, dan berdiam di rumah.
Kini ada 60 persen warga Jakarta yang disiplin melakukannya, sedangkan 40 persen lainnya masih belum taat. Sebelum PSBB, tepatnya saat semua itu masih berupa anjuran yang disertai penutupan berbagai tempat hiburan, persentasenya terbalik yakni 40 persen berbanding 60 persen.
“(Dari grafik bisa terlihat) jika yang berada di luar rumah makin banyak, maka bisa diprediksikan dua minggu kemudian, sekitar 10 hari sampai 2 minggu, laporan kasus (positif terinfeksi) meningkat. Jadi, makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah, maka makin tinggi penularan,” papar Anies.
Kedisiplinan warga sempat turun dan laporan kasus sempat meningkat pada Mei, di pekan-pekan awal puasa Ramadan. Menurut Anies, ini karena warga tidak disiplin pada sore hari menjelang buka puasa dan keluar rumah. Akan tetapi, angkanya kini membaik.
Tingkat Penularan Virus Turun
Kemudian, Anies juga memperlihatkan perbandingan data tingkat penularan virus Covid-19 di DKI, yang diistilahkan oleh para ahli sebagai Reproduction Number (Angka Reproduksi). Angka penularan di DKI pada Maret sebelum PSBB adalah 4, yang artinya 1 pembawa virus menulari 4 orang.
“Pada 2-3 minggu terakhir, tepatnya pada 4 – 17 Mei, angkanya stabil bergerak di bergerak 1,08 – 1,11,” ungkap dia.
Jika makin banyak warga disiplin dan menaati aturan berdiam di rumah, PSSB tahap tiga bisa makin menurunkan Angka Reproduksi Covid-19. PSBB pun bisa diakhiri dan warga bisa beraktivitas kembali sambil tetap waspada dan melaksanakan protokol ‘new normal’ (norma kehidupan normal yang baru).
Tapi, lagi-lagi semua ini tergantung kedisiplinan warga. Karena itulah, Anies berterima kasih dan mengapresiasi warga yang sudah disiplin membantu pemerintah dan tenaga medis sebagai pertahanan terakhir.
“Ini belum selesai. Oleh karena itu saya ingin menggarisbawahi tidak ada pelonggaran, tidak ada pengurangan. Jangan ada yang merasa ini sesuatu yang sudah selesai dan jangan juga—kaitannya dengan mudik—berangkat mudik,” tegas dia.
Demi memastikan hal ini, Anies telah merilis Peraturan Gubernur terbaru yang melarang warga keluar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang. Akses masuk pun dibatasi. [Xan/Ari]