Suzuki Auto Value: Pembelian Mobkas di Dealer Kami Menurun, Kini Stok Berlebih
blesscar.co.id –
JAKARTA – Suzuki Auto Value menyatakan kondisi pasar mobil bekas di masa pandemi virus Corona (Covid-19) menjadi amat tidak sehat. Stok kendaraan di dealer-dealer berlimpah.
Eksekutif Suzuki yang berwenang untuk lini bisnis mobil bekas menjelaskan bahwa pasar kini pihaknya kelebihan stok. Pasalnya, lebih banyak orang yang menghampiri dealer untuk menjual kendaraannya, daripada untuk membeli unit yang tersedia di sana.
Pada April, pasar mobil seken menurut dia hampir tidak ada peminat. Penurunan penjualan, jika dibandingkan dengan sebulan sebelumnya, bisa mencapai 80 persen.
“Saya pikir banyak orang sekarang sedang butuh tunai, sehingga kemudian menjual aset yang dinilai paling liquid (relatif mudah diuangkan—red). Ini yang membuat sebagian orang menjual mobil mereka,” ucap Hendro Kaligis, Business Development Head PT. Suzuki Indomobil Sales (SIS) menjawab pertanyaan Mobil123.com dalam Diskusi Virtual Forum Wartawan Otomotif (Forwot) baru-baru ini.
Hal ini kemudian membawa efek. Dealer-dealer sekarang enggan untuk menerima unit mobil bekas tambahan.
“Menjual mobil pun sangat menantang karena yang beli pun hampir tak ada. Termasuk pedagangnya,” ujar Hendro.
Suzuki Auto Value, dealer mobil bekas resmi dari Suzuki, pun sangat sedikit membeli mobil bekas pada April kemarin. Menurut dia, pembelian pada bulan itu turun 80 persen jika dibandingkan dengan Maret.
“Pembelian mobil bekas di dealer-dealer kami turun 80 persen. Secara jumlah, kami agak lupa. Pada Maret itu kami membeli sekitar 60-an unit. Pada April kemarin belasan. Mungkin kurang dari 15 unit,” paparnya.
Sekadar mengingatkan, virus Corona muncul di China pada akhir 2019 dan hingga kini telah menyebar ke lebih dari 200 negara/teritori di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) sampai mengategorikannya sebagai pandemi global.
Virus tersebut diketahui masuk Indonesia setelah pemerintah mengumumkannya pada 2 Maret 2020. Virus kemudian mengganggu perekonomian nasional, termasuk daya beli dari masyarakat.
“Semua industri terkena dampak Covid-19. Ada sedikit justru yang menjadi sangat hidup, tapi sebagian besar dampaknya negatif. Begitu juga dengan industri mobil bekas,” tandas Hendro. [Xan/Ari]