Penjualan Mobil Dunia Hancur Lebur Akibat Corona dan Faktor Lainnya

blesscar.co.id –

LONDON – Penjualan mobil dunia hancur, alami penurunan terbesar sejak 40 tahun lalu. Tapi hal ini bukan hanya karena pandemi Corona.

Tak perlu pakar ahli ekonomi papan atas untuk menganalisa dampak buruk pandemi Corona pada industri otomotif. Anda bisa pantau sekeliling atau berkaca kepada diri sendiri, dalam kondisi serba sulit seperti ini apakah terpikir untuk membeli sebuah mobil ?. 

Rasanya sih tidak, kecuali Anda benar-benar ada keperluan mendesak, misalya perlu mobil untuk menunjang kebutuhan usaha misal. Selebihnya, rasanya kecil kemungkinan saat ini ada konsumen ingin membeli mobil karena lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pokok dalam kondisi krisis akibat pandemi Corona. 

Artinya ini industri otomotif benar-benar dihantam dengan keras. Pandemi Corona meninggalkan bekas luka yang sangat dalam.

JATO Dynamics menyatakan bahwa penjualan mobil dunia saat ini merosot tajam. Pada Maret 2020, total penjualan global tercatat hanya 5.55 juta unit yang artinya turun 39 persen dibandingkan penjualan Maret 2019 lalu.

Analis industri otomotif dunia yang bermarkas di London, Inggris ini juga menyebutkan bahwa penurunan penjualan ini belum pernah terjadi sejak 1980. Dan penurunan penjualan saat ini lebih parah jika dibandingkan saat krisis keuangan melanda dunia pada 2008 yang turun 25 persen. Pada kuartal pertama 2020 ini, penjualan mobil baru turun 26 persen menjadi 17,42 juta unit dibandingkan periode yang sama di 2019. 

Namun demikian Jato tidak melulu mengkambinghitamkan penyebaran Covid-19 yang menjadi sebab hancurnya industri otomotif. Karena gejala ini sudah mulai terasa sebelumnya virus tersebut menghantui seluruh negara di dunia.

“Tren penurunan ini bukan hanya karena kondisi akibat pandemi karena industri ini sebagian besar dipengaruhi oleh ketidakpastian untuk masa depan. Masalah ini sendiri mulai muncul sebelum pandemi terjadi akibat dari perang dagang, pertumbuhan ekonomi lebih rendah serta regulasi emisi yang lebih keras juga harus disalahkan,” terang Felipe Munoz, analis global JATO.

Eropa Paling Parah
Saat ini wilayah Eropa menjadi yang paling besar mengalami penurunan yakni mencapai 52 persen dibanding bulan Maret 2019. Hal ini ditandai oleh registrasi mobil penumpang untuk Uni Eropa (tidak termasuk Inggris) pada Maret 2020 hanya mencapai 848.800 unit, terendah dalam 38 tahun.

Segmen yang paling terdampak adalah city car, MPV dan subkompak. Yang menarik di Maret 2020, mobil listrik mencatat rekor pangsa pasar baru 17,4 persen setelah peningkatan pendaftaran 15 persen menjadi 147.500 unit dan membuat Tesla Model 3 menjadi mobil terlaris kedua di Eropa.

Beralih Amerika Serikat, kondisi yang sama terjadi namun sedikit lebih baik dibandingkan Eropa. Pada Maret 2020, Amerika Serikat kehilangan 38 persen penjualan dibandingkan tahun lalu, pada Maret 2020 dibanding Maret 2019. 

Menyusul kondisi di China yang merupakan negara asal Covid-19, kini dilaporkan sudah lebih membaik. Jika pada Febuari 2020 penjualannya anjlok 79 persen dibandingkan tahun lalu, Maret 2020 bisa terpangkas dan kini menjadi 30 persen.

Kondisi yang sama juga melanda Jepang, Korea, negara CIS atau pecahan Uni Soviet (Armenia, Azerbaijan, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Russia, Tajikistan dan Uzbekistan) juga wilayah Amerika Selatan. Kondis tak kalah parah adalah India yang merupakan pasar mobil terbesar kelima dunia menyatakan bahwa tidak ada satu pun mobil terjual sejak 1 April 2020. [Ari]

Mobil123