Dampak Covid-19 Mulai Terasa, Penjualan Toyota April 2020 Merosot

blesscar.co.id –

JAKARTA – PT Toyota Astra Motor (TAM) mengakui bahwa penjualan mereka di bulan April menurun drastis bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Hal ini disampaikan oleh Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM. Pada bulan April 2020, Toyota hanya berhasil menjual sebanyak 8.443 unit atau turun lebih dari 50% bila dibandingkan dengan bulan Maret.

“Sepanjang bulan April, penjualan hanya mencapai 8.443 unit. Kalau bulan lalu kan angkanya 17.787 ya, jadi penurunannya mungkin setengah ya,” ungkap Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM).

Jika dibandingkan dengan penjualan bulan April 2019, maka penurunan akan terlihat semakin tajam. Pasalnya di April 2019, penjualan ada di sekitar 26.000 unit, jauh lebih tinggi dibandingkaan penjualan saat ini.

“Iya (penurunan jauh) karena memang kan justru di bulan-bulan seperti ini kan situasinya menjelang lebaran, harusnya salah satu puncak penjualan. Jadi kalau dibandingkan memang jadi cukup jauh perbedaaanya,” tambahnya.

Meski demikian, Ia mengaku bahwa market share Toyota di Indonesia masih berada di angka 30% dari pasar Nasional. Ini karena penjualan kendaran di Indonesia pada bulan April mengalami penurunan yang signifikan.

“Ini bocoran saja, Saya dapat informasi bahwa total penjualan retail nasional dari Gaikindo itu sekitar 24.276 unit. Jadi bisa dihitung ya market sharenya,” terangnya.

Menurunnya penjualan Toyota dan nasional ini menurutnya dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Faktor utama adalah faktor Covid-19, pengetatan leasing dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disejumlah wilayah.

“Pertama adalah faktor Covid-19 dan ekonomo jadi orang lebih berhati-hati melakukan pembelian. Lalu leasing lebih selektif dari sebelumnya dan PSBB di beberapa wilayah. Ini saya bukan menyalahkan ya, kami mendukung adanya PSBB. Tapi dengan adanya PSBB pastinya showroom kebanyakan tutup, jadi aktivitas orangpun terbatas,” tambahnya.

Selama ini PSBB memang dianggap sebagai senjata jitu untuk mengurangi jumlah penularan Covid-19 di Indonesia. Bahkan daerah yang melakukan PSBB telah menunjukkan hasil postif dengan adanya perlambatan jumlah kasus.

Sayangnya masyarakat masih banyak yang melakukan pelanggaran PSBB ini. Perusahaan masih banyak yang beraktivitas dan kerumumanan masih terjadi di beberapa tempat. Akibatnya, meski ada perlambatan penambahan kasus postif, kurva Covid-19 di Indonesia masih bergerak naik.

Hingga berita ini dibuat, sudah ada 14.749 kasus positif di Indonesia, dengan jumlah sembuh sebanyak 3.063 orang dan jumlah meninggal 1.007 orang. Kemudian untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) menjadi 251.861 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 32.147 orang. [Adi/Ari]

Mobil123