Anies Batasi Orang Masuk Jakarta Usai Lebaran agar Warga Tak Nekat Mudik
blesscar.co.id –
JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bakal membatasi jumlah orang yang masuk Ibu Kota usai Lebaran Idul Fitri 2020. Ini dilakukan demi mencegah warga yang masih nekat ingin mudik meski sudah dilarang.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah pusat telah melarang aktivitas mudik Lebaran 2020 demi mencegah penularan dan penyebarluasan virus Corona (Covid-19). Larangan berlaku pada 24 April – 31 Mei untuk daerah-daerah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB/serupa karantina wilayah) maupun yang berstatus zona merah Corona.
Namun, kemudian malah muncul jasa penyelundupan pemudik untuk memfasilitasi keinginan warga yang nekat melanggar aturan. Jakarta, sebagai salah satu daerah yang menerapkan PSBB dan larangan mudik, kemudian ingin mengantisipasinya.
“Kami sedang menyusun regulasi untuk membatasi pergerakan orang masuk Jakarta sesudah musim Lebaran. Karena itu bagi warga Jakarta (diminta tak mudik) seperti arahan dari Bapak Presiden untuk tidak meninggalkan tempat kediaman saat ini dan kembali ke kampung halaman. Tidak mudik, tidak pulang kampung. Maka saya sampaikan kepada semua untuk taati aturan itu,” papar Anies dalam konferensi pers pada Jumat (1/5/2020) yang disiarkan langsung oleh YouTube Pemprov DKI.
Anies menolak berkomentar lebih jauh mengenai aturan tersebut karena masih dalam penyusunan. Ia menerangkan akan menjelaskan soal itu begitu regulasi rampung.
“Akan ada pembatasan amat ketat untuk masuk ke Jakarta (usai Lebaran). Jadi saya ingin semua menyadari pentingnya berada di tempat kita sekarang dan tidak meninggalkan kota Jakarta. Ini saya rasa termasuk Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) juga,” tugasnya memberi sedikit petunjuk.
Sekadar mengingatkan, virus Covid-19 muncul di China pada akhir 2019 dan hingga sekarang menyebar ke lebih dari 200 negara/teritori. World Health Organization (WHO) sampai mengategorikannya sebagai pandemi.
Virus diketahui masuk ke Tanah Air saat pemerintah mengumumkannya pada 2 Maret 2020. Sejak itu hingga data terakhir per 1 Mei, sudah ada 10.551 kasus positif terinfeksi virus.
Sebanyak 1.591 kasus di antaranya dinyatakan sembuh. Adapun 800 kasus lainnya meninggal dunia. [Xan/Ari]