5 Alasan Mudik Lebaran 2020 Merugikan dan Buat Repot Banyak Orang

blesscar.co.id –

JAKARTA – Larangan mudik Lebaran Idul Fitri di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) tahun ini bukan tanpa dasar. Ada alasan-alasan amat penting yang mesti diperhatikan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan larangan mudik Lebaran 2020 sejak 24 April – 31 Mei, lengkap dengan sanksi-sanksinya. Kebijakan berlaku bagi seluruh daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun zona merah Corona.

Akan tetapi, pemberitaan mengenai pemudik bandel masih saja ada. Bahkan, muncul jasa penyelundupan pemudik dengan berbagai modus operandi.

Padahal, mudik tahun ini membawa banyak potensi kerugian. Tidak hanya diri sendiri yang berpeluang dirugikan maupun direpotkan, tetapi juga orang-orang terdekat kita.

Berikut ini lima alasan utama mudik 2020 tidak menguntungkan yang diambil dan disarikan dari keterangan resmi Asuransi Astra pada pertengahan pekan ini:

  1. Rawan Penularan Virus
    Pandemi Covid-19 mewajibkan kita menjauhi kerumunan dan melakukan jaga jarak dengan orang di sekeliling. Namun, dengan melakukan mudik, kita justru menciptakan kerumunan, sehingga potensi menularkan atau tertular virus makin besar meski dengan kendaraan pribadi sekalipun.
    Kita tidak bisa mengetahui siapa di antara kerumunan yang ‘membawa’ virus. Karena itu, mudik dengan kendaraan umum makin meningkatkan peluang penularan.
  2. Fasilitas Kesehatan di Daerah Tak Banyak
    Pemberitaan mengenai para tenaga medis di kota-kota besar yang kewalahan menangani para pasien terduga atau positif Corona banyak beredar. Informasi mengenai kurangnya Alat Perlindungan Diri (APD) pun demikian.
    Kondisi bakal makin runyam jika pandemi terjadi di pedesaan, perkampungan, atau kota lebih kecil sekali pun. Pasalnya, fasilitas, sarana-prasarana kesehatan, maupun tenaga medis di sana tak sebanyak di kota besar dan jika mereka daerah tidak siap menangani pandemi, keselamatan para pasien terduga atau positif Corona menjadi taruhannya.
  3. Pemudik Bakal jadi ODP
    Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan kepala-kepala daerah di berbagai tingkatan untuk memberikan status ODP (Orang Dalam Pengawasan) kepada para pemudik. Dengan demikian, mereka wajib menjalani karantina atau isolasi mandiri selama 14 hari. Jika bandel, mereka dipaksa melakukannya di tempat yang disiapkan kepala daerah setempat dan kondisinya bisa jadi tidak memadai atau nyaman.
  4. Membuat Keselamatan Keluarga Terancam
    Jika pun Anda sudah memeriksakan dan memastikan negatif Covid-19 sebelum nekat mudik, keselamatan keluarga tetap terancam. Soalnya, Anda masih bisa tertular di perjalanan, baik di transportasi umum atau saat rehat di berbagai tempat seperti Rest Area Tol.
    Bisa juga malah keluarga dan orang-orang di sekitar lingkungan kampung halaman yang ‘membawa’ virus. Untuk silaturahmi, Anda kini bisa melakukannya secara virtual lewat video call.
  5. Kondisi Susah Cari Uang Makin Lama Terjadi
    Sudah jadi pengetahuan umum, pandemi membuat kondisi ekonomi sulit, apalagi setelah adanya PSBB. Jika penularan Covid-19 terus terjadi, penanganan makin lama serta berlarut-larut. PSBB, jaga jarak, kerja di rumah, belajar di rumah makin lama berlangsung.
    Dampaknya adalah kerugian dari sektor ekonomi. Situasi sulitnya mencari uang di berbagai sektor usaha maupun bisnis pun akan makin berkepanjangan. [Xan/Ari]

Mobil123