Toyota: Di Masa Pandemi Corona Banyak Konsumen Beli Mobil Cash – Berita Otomotif

blesscar.co.id –

JAKARTA – Selama pandemik Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), jumlah konsumen yang membeli kendaraan secara tunai justru meningkat.

Hal ini disampaikan oleh Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM). Meski jumlah pembelian kredit masih mendominasi, pelanggan yang membeli tunai juga mengalami kenaikan.

“Pastinya sekarang jumlah pelanggan yang membeli secara cash meningkat walau porsinya masih lebih besar kredit. Tapi selisihnya semakin tipis. Ini bukan hanya masalah Covid-19 tapi adanya pengetatan dari leasing,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa kenaikan jumlah Down Payment oleh perusahaan pembiayaan dinilai cukup memberatkan. Ditambah lagi seleksi konsumen saat pengajuan kredit pun kini lebih ketat dibandingkan sebelumnya.

“Banyak leasing yang menaikkan DP atau memperketat seleksi. Mereka melihat kalau kalau konsumen bekerja sebagai pilot atau di bidang pariwiata, akan diperiksa lagi cara pembayarannya,” ungkapnya.

Semakin ketatnya leasing tentunya membuat masyarakat yang perlu membeli kendaraan baru akhirnya memilih untuk membeli kendaraan secara tunai. Sementara untuk mereka yang tidak terlalu membutuhkan lebih memilih untuk menunda pembelian kendaraan.

Salah satu perusahaan pembiayaan yang menaikkan DP kendaraan adalah Mandiri Tunas Finance (MTF). Kenaikan DP tersebut diakui sebagai salah satu langkah untuk menghindari adanya konsumen yang gagal bayar.

“Sejauh ini kami masih belum sampai DP 50%, masih ada di sekitar 40%. Ini lakukan sebagai bagian dari mitigasi risiko, karena kalau ada orang coba-coba kemudian gagal bayar justru lebih rugi,” jelas Arif Reza Fahlepi, Corporate Secretary & Legal Compliance Division Head PT MTF.

Langkah ini seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, kenaikan DP justru akan membuat orang mengurungkan niat untuk membeli kendaraan sehingga penjualan kendaraan akan turun. Namun di satu sisi, pembeli kendaraan merupakan orang dengan keuangan yang sehat sehingga kemungkinan gagal bayar lebih kecil.

“Karena secara risiko kami harus mempertimbangan. Jangan sampai kami makan banyak tapi sakit semua, penjualan tinggi tapi gagal bayar semua,” tegasnya kemudian.

Semakin sulitnya masyarakat untuk membeli kendaraan pun berimbas pada penurunan penjualan mobil di Indonesia. Toyota misalnya, pada bulan Maret 2020 mereka berhasil menjual lebih dari 17.787 kendaraan. Namun pada bulan April, mereka hanya mampu menjual sebanyak 8.443 unit atau turun lebih dari 50%. [Adi/Ari]

Mobil123