New Normal, Stasiun dan Terminal Disarankan Pasang Thermal Scanner
blesscar.co.id –
JAKARTA – Inovasi teknologi dianggap perlu di era ‘new normal’ pandemi virus Corona (Covid-19), termasuk di sektor transportasi umum.
Hal ini menjadi salah satu usulan dalam diskusi virtual Kementerian Perhubungan dengan empat perguruan tinggi negeri yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Selasa (2/6/2020). Dalam kesempatan itu, digelar pula seremoni Kick Off kolaborasi studi transportasi di masa new normal antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Balitbang Kemenhub) dengan keempatnya.
Sekadar mengingatkan, pemerintah saat ini sedang mempersiapkan penerapan new normal, atau hidup normal dengan norma-norma baru, di tengah berlangsungnya pandemi yang menggemparkan Indonesia sejak Maret 2020. New normal rencananya dimulai pada Juni ini secara bertahap.
Lebih lanjut, ITB maupun ITS di dalam diskusi menyinggung pengembangan serta penggunaan teknologi di berbagai moda transportasi massal. Misalnya saja, menurut Reini Wirahadikusumah selaku Rektor ITB, adalah penggunaan thermal scanner untuk evaluasi suhu kerumunan dalam jangka pendek. Satu unit sudah dipasang di Stasiun Kereta Api Kiaracondong, Bandung.
Sebagai informasi, thermal scanner mungkin sudah menjadi teknologi yang tak aneh di bandara-bandara. Namun, di stasiun kereta maupun terminal bus, teknologi ini sama sekali tidak umum.
Persoalan thermal scanner menjadi satu dari sekian banyak topik riset ITB.
“ITB sudah menugaskan 35 ahli transportasi multi-disiplin dari delapan fakultas/sekolah dan 22 laboratorium/pusat penelitian,” ujarnya mengenai aktivitas riset ITB untuk berbagai topik sesuai penugasan dari Kemenhub.
ITS menambahkan protokol-protokol kesehatan di moda transportasi umum memerlukan pengaplikasian perangkat teknologi. Misalnya saja protokol sterilisasi sebelum pergantian penumpang.
“Bisa dengan perangkat UV atau ultraviolet yang dipasang terus-menerus maupun portable. Filter-filter AC. Privasi tempat duduk juga harus dipikirkan. Mungkin soal kedekatannya masih tetap (sama), tapi perlu ada beberapa inovasi teknologi,” ujar Mochamad Ashari, Rektor ITS.
ITS, tambah dia, juga telah membuat Robot Raisa yang digunakan dalam pelayanan di Rumah Sakit Universitas Airlangga untuk mengurangi potensi penularan. Robot ini juga sudah dilengkapi thermal scanner.
Kebijakan Humanis dan Perilaku Masyarakat
Panut Mulyono, Rektor UGM, menilai pemerintah kini dihadapkan pada tiga pilihan arah kebijakan. Pertama mengedepankan ekonomi tapi berdampak sensitif pada sektor kemanusiaan, sedangkan yang kedua mendahulukan kemanusiaan tapi berdampak sensitif pada ekonomi.
Adapun yang ketiga adalah mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan untuk perekonomian lebih baik. Ketiganya juga terjadi di perumusan kebijakan di sektor transportasi.
UGM ditugasi antara lain mengkaji kebijakan transportasi di sektor perkeretaapian. Mereka juga memberikan kajian lain berupa kebijakan transportasi yang humanis.
“UGM mengusulkan kajian yang seimbangkan aspek nilai kemanusiaan dan ekonomi lebih baik,” ujar dia.
Ari Kuncoro, Rektor UI, mengingatkan pula kebijakan di tengah pandemi harus berimbang, antara kemanusiaan dan ekonomi. Ia mencontohkan kasus di Amerika Serikat saat ini, saat berbagai dampak ekonomi pada masyarakat akhirnya meletup menjadi kerusuhan sosial yang dipicu insiden bertema rasisme.
UI, menurut dia, antara lain akan membantu melalui kajian kebijakan new normal pada moda transportasi udara. Ada pula studi transformasi perilaku masyarakat di era new normal.
“Banyak yang harus dilakukan untuk ubah kebiasaan masyarakat. Misalnya di penerbagan-penerbangan Amerika Serikat, pakai masker sudah jadi suatu keharusan. Untuk pergi ke toilet pun harus mengacungkan tangan untuk cegah tubrukan di gang,” paparnya.
Umiyatun Hayati Triastuti, Kepala Balitbang Kemenhub, mengatakan kolaborasi dengan UI, ITB, UGM, ITS bakal menyokong pembuatan regulasi transportasi di era new normal nanti. Riset keempatnya bakal meningkatkan kualitas, akurasi, maupun kecepatan analisa dalam proses pembuatan aturan. [Xan/Ari]