Ketua Gugus Tugas: Dokter Sedikit, Jangan Mudik dan Buat Masalah Baru
blesscar.co.id –
JAKARTA – Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, mewanti-wanti warga agar mematuhi larangan mudik Lebaran Idul Fitri 2020 karena pandemi virus Corona. Jika tidak, mereka bisa membuat masalah baru di daerah dan menambah beban dokter spesialis yang jumlahnya sedikit.
Doni, dalam konferensi pers virtual usai Rapat Terbatas pada Senin (4/5/2020), melaporkan bahwa jumlah kasus baru infeksi virus Corona (Covid-19) saat ini sudah turun 11 persen. Akan tetapi, bukan berarti protokol kesehatan seperti jaga jarak fisik (physical distancing) dan menggunakan masker saat di luar rumah sudah bisa dikendurkan.
“Kami jelaskan bahwa laju kasus baru mengalami penurunan sampai dengan 11%. Tetapi hal ini bukan berarti kita menjadi lengah,” kata dia dalam siaran langsung via akun Facebook Setkab RI.
Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpangkat Letnan Jendral ini juga mengajak masyarakat mematuhi larangan mudik dari pemerintah. Ia meminta warga menahan keinginan untuk pulang ke kampung halaman.
Sekadar mengingatkan, larangan mudik berlaku pada 24 April – 31 Mei untuk daerah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun zona merah Corona. Namun, polisi di lapangan menggagalkan berbagai usaha pelanggaran dengan menggunakan jasa penyelundupan pemudik.
“Kalau kita semua bisa menjaga diri kita agar tak terpapar dan menjaga keluarga tak tertular, kita telah melindungi banyak orang. Kalau kita bisa melindungi diri sendiri dan lingkungan, kita telah menjadi pahlawan untuk diri sendiri dan keluarga kita. Situasi sudah bagus di beberapa provinsi. Bahkan ada yang nol (jumlah kasus). Jangan sampai gara-gara kehadiran pemudik menimbulkan masalah baru,” paparnya.
Ia meminta masyarakat ‘membantu’ tenaga medis di lapangan yang jumlahnya tidak banyak, dengan tidak mudik. Pasalnya, kengototan untuk mudik bisa menambah beban mereka makin berat.
“Jumlah dokter paru kita itu 1.973 orang. Artinya, 1 dokter paru harus melayani 1,2 juta warga negara Indonesia sehingga ketika kita membiarkan diri kita terpapar dan lingkungan kita terpapar di daerah itu bisa saja tak ada dokter paru. Jumlah dokter spesialis kita 34 ribu. Jangan sampai kita buat mereka kelelahan, imunitas menurun, dan berpotensi terpapar,” tegasnya lagi. [Xan/Ari]