Survei: Mayoritas Masyarakat Tunda Beli Kendaraan Hingga 2021
blesscar.co.id –
JAKARTA – Salah satu survei terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menunda pembelian kendaraan dalam jangka waktu yang cukup lama di masa pandemi virus Corona (Covid-19), baik untuk roda dua maupun roda empat.
Survei ‘Dampak Covid-19 kepada Pelanggan di Industri Otomotif’ yang dilakukan oleh MarkPlus Insight menunjukkan mayoritas responden yang berniat memiliki kendaraan baru pada tahun ini akhirnya menahan ‘nafsu’ sampai tahun depan. Persentasenya mencapai sekitar 52 persen.
“Survei ini kami lakukan kepada 105 responden. Lokasi mereka hampir setara 50 – 50 antara di Jabodetabek dan di luar Jabodetabek,” kata Nadya Prasetyo, Senior Associate MarkPlus dalam diskusi virtual pada Jumat (15/5/2020) sore.
Riset mereka lakukan pada 8 – 12 Mei 2020. Jajak pendapat dilakukan secara online.
Jika dirincikan, ada 27 persen yang mengatakan baru akan memikirkan kembali soal kendaraan anyar setelah kuartal kedua 2021. Kemudian, terdapat 15 persen yang bakal membeli di kuartal satu tahun depan.
Terdapat pula 10 persen responden yang menyatakan akan membeli kendaraan pada kuartal kedua 2021.
Mengupas sedikit soal profil peserta jajak pendapat, 93 persen dari mereka sudah memiliki sepeda motor. Kemudian, 52 persen telah mempunyai kendaraan roda empat alias bukan first car buyer (pembeli mobil pemula).
Sebanyak 42 persen dari 105 responden berniat memiliki mobil baru. Sebanyak 73 persen dari mereka juga kepingin mengakuisisi sepeda motor baru.
Yang Tetap di 2020
Masih ada sekitar 48 – 49 persen masyarakat yang tetap melaksanakan niat punya kendaraan baru pada 2020, menurut hasil survei. Ada yang telah melakukannya pada kuartal satu dan kuartal dua kemarin, dengan porsi masing – masing 10 persen.
Sekitar 7 persen mengatakan akan menggelontorkan uang untuk sebuah kendaraan baru pada kuartal tiga 2020 ini. Sisanya, 22 persen, baru akan mencari – cari kendaraan pada kuartal empat nanti.
Seperti diketahui, pandemi virus Corona diketahui masuk Indonesia pada 2 Maret 2020. Perekonomian nasional langsung terpukul, termasuk pasar otomotif Nusantara.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan sampai merevisi target secara signifikan. Target awal 1,050 juta unit—tak jauh beda dari capaian 2019 yang 1,030 juta unit—dikoreksi menjadi 600 ribu unit atau turun 40 persen.
Adapun penyebabnya adalah penurunan daya beli masyarakat. Ekonom INDEF mengatakan kelas menengah berpotensi turun menjadi kelas menengah ke bawah di masa pandemi, sehingga pasar mobil hanya bisa berharap pada orang-orang kelas menengah ke atas. [Xan/Ari]